Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 bulan
Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 bulan
OLEH :
T. DEDI SETIAWAN
RIVAL HARDIAN
RIDHA
AFZAL
ROFKIWIJAYA
YULIA ISNA
YUMI AFIKA
ZULIA MAULIDAR
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
YAYASAN
HARAPAN BANGSA DARUSSALAM BANDA ACEH TA
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengetahuan
Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 bulan’’. Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Psikologi Umum di PSIK
Yayasan Harapan Bangsa Banda Aceh.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang berkecimpung/membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
Ibu
Muliati S. Psi selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini. Rekan-rekan semua di kelas psik 2012/2013. Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Pustaka Wilayah
Banda Aceh yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang
besar kepada penulis. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan
yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamin.
Banda
Aceh, 2 Januari 2013
TTD
---------------------------------
DAFTAR
ISI
halaman
KATA PENGANTA............................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. Asi
Eksklusif Beserta Manfaatnya.............................................................
1
2.
Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?................................................... 10
3.
Saat Ibu Harus Tugas Ke Luar Kota.......................................................... 16
4.
Manejemen ASI untuk Ibu Bekerja............................................................ 19
5.
Menyikapi Beberapa Mitos Tentang
Menyusui.......................................... 21
6.
Persoalan Dan Hambatan Dalam Menyusui.............................................. 29
7.
Pertemuan Ibu Dan Bayi............................................................................ 34
8.
Asi Dan Bayi Penderita Alergi..................................................................
38
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan............................................................................................... … 44
2.
Saran......................................................................................................... … 44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... … 48
BAB
I . PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Menyusui
adalah suatu proses alamiah.berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.bahkan ibu yang buta huruf pun
dapat menyusui anaknya dengan baik.walaupun demikian, dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah.Seiring dengan perkembangan zaman,terjadi pula peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat.ironinya,pengetahuan lama yang
mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan.
Dari penelitian terhadap 900 ibu di
sekitar jabodetabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat member ASI
eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut
menyusui.Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu
tersebut tak pernah mendapatkan ASI,sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar
informasi tentang ASI eksklusif.
Sebenarnya menyusui,khususnya yang
secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah.
Namun,seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan seringkali
mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif,tentang bagaimana
cara menyusui yang benar,dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran
dalam menyusui bayinya.
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya
dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan
kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara
fisik,tetapi juga cerdas,mempunyai emosional yang lebih stabil,perkembangan
spiritual yang positif,serta perkembangan social yang lebih baik.
BAB
II . LANDASAN TEORITIS
Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif
pada Bayi Umur 0-6 bulan
1.
ASI
EKSKLUSIF BESERTA MANFAATNYA
A.
Mengenal ASI Eksklusif
Menyusui
adalah suatu proses alamiah.berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI.bahkan ibu yang buta huruf pun
dapat menyusui anaknya dengan baik.walaupun demikian, dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah.Seiring dengan perkembangan zaman,terjadi pula peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat.ironinya,pengetahuan lama yang
mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan.
Dari
penelitian terhadap 900 ibu di sekitar jabodetabek (1995) diperoleh fakta bahwa
yang dapat member ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98%
ibu-ibu tersebut menyusui.Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9%
dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan ASI,sedangkan 70,4% ibu tidak
pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif.(Atma Jaya,Pusat Penelitian
Unika Atma Jaya,Praktek Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di DKI Jakarta dan
sekitarnya,UNICEF Grant # 95-003,Jakarta 1995).
Sebenarnya
menyusui,khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi
yang alamiah. Namun,seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan
seringkali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif,tentang
bagaimana cara menyusui yang benar,dan apa yang harus dilakukan bila timbul
kesukaran dalam menyusui bayinya.
Menyusui
akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling
sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk
tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik,tetapi juga cerdas,mempunyai
emosional yang lebih stabil,perkembangan spiritual yang positif,serta
perkembangan social yang lebih baik. (Ismael,S.,”Tumbuh Kembang dan Kecerdasan
Anak”, Seminar Peran Ibu dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,RSCM,FKUI
(Jakarta:1993).
B.
Pengertian
ASI Eksklusif.
Yang
dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI hanya diberi ASI
saja,tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,jeruk,madu,air teh,air
putih,dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,papaya,bubur
susu,biscuit,bubur nasi,dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan
untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan,tetapi bila mungkin sampai 6
bulan.
Setelah
bayi berumur 6 bulan,ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan
padat,sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan
lebih dari 2 tahun.(Atma Jaya,Pusat Penelitian Unika Atma Jaya,Praktek
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di DKI Jakarta dan Sekitarnya,UNICEF Grant #95-003,Jakarta
1995).
Para ahli menemukan bahwa manfaat
ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan
pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI
eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama-sama dengan makanan padat setelah
bayi berumur 6 bulan.
Pada tahun1999,setelah pengalaman
selama 9 tahun,UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu
pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health
Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Terlepas dari isi rekomendasi baru UNICEF tadi,masih
ada pihak yang tetap mengusulkan pemberian makanan padat mulai pada usia 4
bulan sesuai dengan isi Deklarasi Innocenti (1990), yaitu “Hanya diberi ASI
sampai bayi berusia 4-6 bulan”. Namun, pengetahuan terakhir tentang efek
negatife pemberian makanan padat yang terlalu dini telah cukup menunjang
pembaharuan definisi ASI eksklusif menjadi, ”ASI saja sampai usia sekitar 6
bulan”.(InnocentiDeclaration:Breastfeeding in the 1990’s,”AGlobalInitiative,WHO/UNICEF,
Florence, Italy,1990).
C.
Manfaat
Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi
Banyak
manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan.Berikut
manfaat terpenting yang diperoleh bayi.
1.
ASI
Sebagai Nutrisi
Setiap
mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih
kelenjar air susu. Pada saat melahirkan,kelenjar ini akan memproduksi air susu
khusus untuk makanan bayi. Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan
untuk bayinya sendiri,misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi
premature komposisinya akan berbeda denga ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan bayi yang cukup bulan.
Selain
itu,komposisi ASI dari seorang ibujuga dapat berbeda-beda dari hari ke hari.ASI
yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum),berbeda
dengan ASI yang keluar dari hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke14 setelah
kelahiran (ASI transisi). Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari ke-4
(ASI matang).bahkan terdapat pula perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit.
ASI
yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui
disebut hindmilk. ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan
dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna,baik kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan
tatalaksana menyusui yang benar ,ASI
sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai
usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan,bayi harus mulai diberi makanan padat,tetapi
ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
2.
ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah
mendapat Imunoglobulin (zat
kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat
sekali menurun segera setekah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat
kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia
sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun,
sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi.
Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila
bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang
akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit,
dan jamur.
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17
kali lebih banyak dari susu matang (mature).
Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari
penyakit mencret (diare). Pada suatu penelitian di Brasil Selatan bayi-bayi
yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali
lebih banyak daripada bayi ASI eksklusif. ASI juga akan menurunkan kemungkinan
bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyaklit alergi.
Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih
sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI
eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lenuh berkembang kepandaiannya dibanding
anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.
3.
ASI
Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan
Sebenarnya alam telah membekali manusia
dengan “obat” pencegah gangguan gizi
pada periode ini. Obat yang dimaksud adalah sebuah formula ajaib yang diberikan
Tuhan pada para Ibu, yaitu air susu ibu (ASI). Dengan memberikan ASI secara
eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan
potensi kecerdasan anak secara optimal.
Hal ini karena selain sebagai nutrien
yang ideal, dengan komposisi yang tepat,
serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien- nutrien khusus
yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien- nutrien khusus
tersebut tidak terdapat atau hanya
sedikit terdapat pada susu sapi.
Nutrien yang diperlukan untuk petumbuhan
otak bayi yang tidak ada atau sedikit
sekali terdapat pada susu sapi, antara lain :
·
Taurin
Yaitu
suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI.
·
Laktosa
Merupakan
hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi.
·
Asam
lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3,
omega-6)
Merupakan asam lemak
utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.
Mengingat hal-hal tersebut, dapat
dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secar eksklusif
selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian
dr. Lucas (1993) terdapat 300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi-bayi
prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara
bermakna (8,3 point lebih tinggi) dibanding bayi prematur yang tidak diberi
ASI.
Pada penelitian Dr. Riva (1997)
ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun akan
mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi
tidak diberi ASI eksklusif.
4.
ASI
Eksklusif Meningkatkan Jalinan Kasih
Sayang
Bayi
yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang
ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat
mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.
Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan
emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang
baik.(Karyadi,Darwin,”Pemberian ASI eksklusif dan Kecerdasan Anak”,Seminar ASI
Eksklusif.,Depkes RI (Jakarta:1994)
D.
ASI
SAYANG IBU-keuntungan untuk ibu.
Selain
memberi keuntungan pada bayi,menyusui jelas memberikan keuntungan pada ibu.
Berikut beberapa mamfaat bagi ibu :
1. Mengurangi perdarahan setelah
melahirkan.
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka
kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan
berkurang.mengapa demikian? Hal ini karena pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oktisotin yang berguna juga untuk kontriksi/penutupan
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan
menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
2.
Mengurangi
terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah
atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
3.
Menjarangkan
kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang
aman,murah,dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum
haid,98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak
akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
4.
Mengecilkan
rahim
Kadar oksitoksin ibu menyusui yang meningkat akan
sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini
akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui.
5.
Lebih
cepat langsing kembali
oleh karena menyusui memerlukan energy maka tubuh
akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat
badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
6.
Mengurangi
kemungkinan menderita kanker
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif,umumnya
kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya
kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui
sampa bayi berumur 2 tahun atau lebih,diduga angka kejadian kanker payudara
akan berkurang sampai sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa
menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur.salah satu dari
penelitian ini menunjukkan bahwa resiko terkena kanker indung telur pada ibu
yang menyusuiberkurang sampai 20-25%.
7.
Menghemat
pengeluaran
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran
untuk susu formula,perlengkapan menyusui,dan persiapan pembuatan minum susu
formula. Selain itu,pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat
bayi,misalnya biaya jasa dokter,biaya pembelian obat-obatan,bahkan mungkin
biaya perawatan di rumah sakit.
8.
Tidak
merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus
menyiapkan atau memasak air,juga tanpa harus mencuci botol,dan tanpa menunggu
agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan
terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari
maka kita harus repot mencarinya.
9.
Portable
dan praktis
Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat
bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak
perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. ASI dapat
diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum,serta
dalam suhu yang selalu tepat.
10. Memberi kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan
mrasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang
mendalam.(King,S.F,:”Helping Mothers To Breastfeed”, Nairobi,Kenya AMREF 1992)
E.
Komposisi
ASI
ASI
mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok,antara lain zat putih telur,lemak,
karbohidrat,vitamin,mineral,factor pertumbuhan,hormone,enzim,zat kekebalan,dan
sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu
dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang
sangat tepat ini bagai suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga
tidak mungkin ditiru oleh buatan
manusia.
Umumnya
komposisi ASI mamalia disesuaikan dengan kecepatan tumbuh untuk mencapai berat
badan lahir sebanyak dua kali lipat pada usia 3-4 bulan. Mamalia yang susunya
lebih encer akan memberi minum bayinya lebih sering,sedangkan yang susunya
lebih kental akan lebih jarang.
1.
Kolostrum
pelindung yang kolosal
“Kolostrum
adalah cairan emas,cairan yang kaya akan zat anti-infeksi dan berprotein
tinggi”.
·
Pada hari pertama dan hari kedua setelah
melahirkan,tidak jarang kita mendengar seorang ibu mengatakan,”ASI saya belum
keluar”,sebenarnya,meski ASI yang keluar tersebut sedikit menurut ukuran
kita,tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas
lambung bayi yang berusia 1-2 hari.
·
“cairan emas” yang encer dan seringkali
berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah daripada
susu,sebab mengandung sel hidup yang menyerupai “sel darah putih” yang dapat
membunuh kuman penyakit.
·
Merupakan pencahar yang ideal untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
·
Lebih banyak mengandung protein
dibandingkan dengan ASI yang matang. Mengandung zat anti-infeksi10-17 kali
lebih banyak dibanding ASI yang matang. Kadar karbohidrat dan lemak rendah
dibandingkan denagn ASI matang. Total energy lebih rendah jika dibandingkan
dengan susu matang.
·
Volume kolostrum antara 150-300ml/24
jam.
·
Kolostrum harus diberikan pada bayi.
2.
ASI
transisi peralihan
·
ASI peralihan adalah ASI yang keluar
setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang.
·
Kadar protein makin merendah,sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi.
·
Volume akan makin meningkat.
3.
ASI
matang (mature)
·
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada
sekitar hari ke-14 dan seterusnya,komposisi relative konstan.
·
Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI
cukup,ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi
sampai berumur 6 bulan.
4.
Perbedaan
komposisi ASI dari menit ke menit.
·
ASI yang keluar pada 5 menit pertama
dinamakan foremilk. Foremilk
mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian
(hindmilk).foremilk lebih encer.hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak
dibanding foremilk.diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi.
5.
Lemak
ASI makanan terbaik otak bayi.
·
Lemak ASI adalah komponen ASI yang dapat
berubah-ubah kadarnya.kadar lemak bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan
kalori untuk bayi yang sedang tumbuh.
·
Perubahan kadar lemak ini terjadi secara
otomatis,dapat menyesuaikan diri dengan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bayi dari hari ke hari. Bahkan pada hari yang sama kadar lemak ASI
pada waktu yang berbeda tidak sama. (Kitzinger,S,Breastfeeding Your Baby,2nd
ed.London : Dorling Kindersley,1994)
F.
Langkah
keberhasilan ASI eksklusif.
Langkah-langkah
yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara eksklusif adalah
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan
payudara bila diperlukan.
2. Mempelajari
ASI dan tatalaksana menyusui.
3. Menciptakan
dukungan keluarga,teman,dan sebagainya.
4. Memilih
tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah sakit saying bayi” atau
“rumah bersalin saying bayi”.
5. Memilih
tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif.
6. Mencari
ahli persoalan menyusui seperti Klinik Laktasi dan atau konsultasi laktasi,untuk
persiapan apabila kita menemui kesukaran.
7. Menciptakan
suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
2. Mengapa
Seorang Ibu Harus Menyusui?
A. Pengertian Menyusui
Menyusui
adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tampa pernah membaca buku tentang ASI, bahkan ibu yang buta
pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita
saat ini, melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. ( Arini H, mengapa seorang ibu harus
menyusui?. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 23)
Kesulitan
dalam menyusui ini, pada saat sekarang bisa dikarenakan oleh banyak faktor, di
antaranya:
1. Para
ibu yang lebih memilih sibuk (dengan pekerjaan) di luar rumah sehingga meninggalkan
bayinya.
2. Tidak
mengetahui akan kandungan ASI yang sesungguhnya.
3. Maraknya
peredaran susu formula yang dianggap praktis bisa menggantikankeberadaan ASI.
Kondisi demikian akan semakin
melunturkan kenyataan bahwa ASI adalah hak anak dan kewajiban seorang ibu.
Perlunya kampanye ASI demi banyaknya tujuan harus terus dikumandangkan.
Menyusui secara eksklusif merupakan cara
pemberian makan yang alamiah, namun sering kali ibu-ibu kurang mendapat
informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus
dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.
Menyusui secara murni adalah hanya
memberikan ASI saja (exclusive
breastfeeding) selama 4-6 bulan, atau paling tidak 4 bulan. Sejak lahir
sampai bayi berusia 4 bulan, hanya ASI yang seharusnya diberikan. Dengan
demikian, praktik untuk memuaskan bayi baru lahir dengan memberi air masak,
madu, atau air gula tidak dibenarkan. Bayi sebelum usia sampai dengan 4 bulan
tidak dibenarkan memperoleh jenis makanan lain seperti buah, bubur susu, nasi
lumat, gula merah, air gula, madu dan sebagainya.
Menyusui adalah suatu seni yang harus
dipelajari kembali. Untuk keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang
khusus dan biaya yang mahal karena yang diperlukan hanyalah kesabaran, waktu,
pengetahuan tentang menyusui, dan dukungan dari lingkungan terutama suami.
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan dengan cara yang
paling sehat. Dengan menyusui tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk
tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas,
mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif,serta
berkembang social yang lebih baik. ( Arini H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta,
flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 25)
B. Manfaat Menyusui. ( Arini H, mengapa seorang ………..
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 25)
1.
Manfaat Menyusui bagi Ibu
a. Menyusui
dapat membantu wanita mengurangi berat badan tambahan yang diperoleh sewaktu
hamil.
b. Membantu
rahim kembali ke ukuran normal dengan lebih cepat.
c. Melindungi
wanita dari kanker payudara kelak.
d. Menyusui
juga dapat mengurangi risiko patah tulang pinggul dan kanker ovarium kelak.
e. Melindungi
kesehatan ibu (mengurangi pendarahan pasca persalinan, mengurangi risiko kanker
payudara dan indung telur, mengurangi anemia).
f. Memperpanjang
kehamilan berikutnya.
g. Menghemat
waktu.
3.
Manfaat Menyusui bagi Keluarga
a. Peningkatan
status kesehatan, gizi ibu dan bayinya.
b. Penghematan
biaya.
4.
Manfaat Menyusui bagi Masyarakat
a. Berkontribusi
untuk mengembangkan ekonomi.
b. Melindungi
lingkungan (botol-botol bekas, dot, kemasan susu, dan lain-lain)
c. Menghemat
sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pakangan.
d. Berkontribusi
dalam penghematan devisa negara.
5.
Manfaat Menyusui bagi Perusahaan
a. Menghemat
biaya pengobatan.
b. Meningkatkan
produktivitas kerja.
c. Meningkatkan
citra perusahaan.
6.
Menyusui Teratur Mencegah Payudara Bengkak
Kadang-kadang, pada minggu pertama
setelah melahirkan, payudara ibu akan terasa bengkak karena adanya sumbatan
pada saluran ASI. Bila hal tersebut dibiarkan, lama-lama akan terjadi infeksi
dan menyebabkan peredangan pada payudara, yang disebut mastitis. Peradangan
tersebut dapat terjadi pada satu atau kedua payudara sekaligus
Pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain:
a. Para
ibu diharapkan untuk istirahat yang cukup.
b. Secara
teratur menyusui bayinya setiap dua atau tiga jam sekali sesuai ritme perut
bayi akan dapat mencegah payudara bengkak dari infeksi.
c. Usahakan
jangan pernah menunda atau melewatkan waktu menyusui.
d. Gunakan
BH yang sesuai dengan ukuran payudara Anda.
e. Selalu
menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air
hangat.
7.
Menyusui akan Mengurangi Karies Gigi Anak
Penyakit gigi dan mulut khususnya
karies gigi merupakan suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian penduduk
di dunia dan sebagian besar diderita pada anak-anak. Untuk menurunkan
prevalensi karies, tidak hanya diperlukan tindakan pengobatan, tetapi yang
lebih penting yaitu upaya pencegahan sejak dini terutama pada anak-anak, salah
satunya dengan pemberian air susu ibu yang cukup sesama bayi. ASI mengandung
zat kekebalan dan apabila diberikan, bayi akan mempunyai daya tahan yang cukup
baik terhadap berbagai penyakit.
8.
Menyusui Sehat bagi Jantung
Air susu ibu atau ASI terbukti tidak
hanya bermanfaat bagi bayi. Tetapi, juga bagi sang ibu. Kegiatan menyusui di
sebutkan berguna menyehatkan jantung. Semakin panjang durasi menyusui maka
semakin baik manfaatnya. Perempuan dengan riwayat hidup menyusui lebih dari 12
bulan, cenderung lebih jarang terkena penyakit tekanan darah tinggi, diabetes,
kolesterol tinggi, dan penyakit jantung dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak
pernah menyusui. Dan bahkan mengurangi lemak pada tubuh. Oleh karena itu,
risiko terkena penyakit jantung atau cardiovascular pun semakin kecil.
9.
Menyusui Mengurangi Risiko Terserang Kanker Payudara
Kanker payudara selain bisa
menyerang kaum wanita juga kaum laki-laki. Pada kaum wanita, salah satu
penyebabnya adalah karena tidak
menyusui. Ketika seorang ibu yang sudah melahirkan anaknya, kemudian ia
tidak menyusui maka dikhawatirkan payudaranya akan mengalami gumpalan-gumpalan
yang bisa menyebabkan munculnya benjolan-benjolan (kanker). Disinilah utamanya
kenapa seorang ibu harus menyusui anaknya.
C. Manfaat Menyusui Bagi Bayi. (Arini H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta, flashbooks, 2012)
Cet. 1 Hal. 29)
1.
Aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah dicerna dan
diserap, karena perbandingan protein/casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi
40/60. Disamping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi
asam lemak dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan
glaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.
2.
Aspek Imonologi
Mengandung
kekebalan antara lain :
Imunitas selular yaitu lekosit
sekitar 400/ml ASI yang terutama terdiri dari makrofag Imunitas humoral,
misalnya, IgA-enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim,
katalase dan perokasidase. Laktoferin Faktor bifidus Antibodi lainnya:
interferon, faktor antistafilokokus, antibodi HSV, B12 binding protein, dan
komplemen C3 dan C4. Tidak menyebabkan alergi.
Bayi yang sering berada dalam dekapan
ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa
aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya
yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan disayangi
inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
4.
Meningkatkan kecerdasan
Mengingat
bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara
itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak
adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan
kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tarmasuk
pertumbuhan otak. (Bambang Ismawi, Mengenal
Asi Ekslusif. (Jakarta, Sari Peadiarti,2000) Cet. 1 Hal. 13)
D. Keuntungan Menyusui
Keuntungan
Menyusui Bagi Ibu
1.
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah
dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan ( Post
Partun ) akan berkurang.
2.
Mengurangi terjadinya Anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya
kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi
perdarahan-perdarahan.
3.
Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi
yang aman, murah dan cukup berhasil.selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum
haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96%
tidak akan hamil sampai bayi 12 bulan.
4.
Mengecilkan rahim
Kadar
oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali
keukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan
pada ibu yang tidak menyusui. ( Bambang Ismawi, Mengenal Asi Ekslusif.
(Jakarta, Sari Peadiarti,2000) Cet. 1 Hal. 14)
5.
Lebih cepat langsing kembali
Oleh
karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang
tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan
lebih cepat kembali keberat badan sebelum hamil. ( Arini H, mengapa seorang ………..
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 43)
D. Karakteristik Ibu Menyusui
1.
Umur
Umur yaitu usia individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur
maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
Dalam kurun waktu reproduksi sehat
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui adalah 20-35
tahun. Oleh sebab itu, yang sesuai dengan masa reproduksisangat baik dan sangat
mendukung dalam pemberian ASI eksklusif, sedangkan umur yang kurang dari 20
tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam
menghadapi kehamilan, persalinan, serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun
dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh
berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan
juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan, dan nifas.
2.
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang
pernah dilahirkan oleh seorang ibu, dengan bayi pertamanya mungkin akan
mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu
cara-cara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui
yang kurang yang dialami orang lain, hal ini memungkinkan ibu ragu untuk
memberikan ASI pada bayinya.
3.
Pendidikan
Tingkat
pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam
menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini
diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau
hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan membuat seseorang
terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima
akan menjadi pengetahuan. (Arini H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal.
43)
4.
Pekerjaan
Pekerjaan ibu juga diperkirakan
dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan
dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena
ibu yang bekerja diluar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian
ASI eksklusif.
3.
Saat Ibu Harus Tugas Ke Luar Kota
Tugas
keluar kota atau bahkan keluar negeri terkadang menjadi suatu hal yang tidak
bisa di tolak bagi seorang ibu bekarja, terutama tugas keluar negeri. Hal ini
menjadi sebuah momen yang sangat berharga karena sekali mendayung , dua pulau
terlewati. Begitulah kata pepatah karena sekalian menjalankan tugas, juga kita
bisa mendapat pengalaman mengunjungi negeri orang dengan gratis, tentu itu
menjadi suatu hal yang begitu menyenangkan bukan?
Namun
hal yang menjadi sebuah dilema pada seorang ibu yang masih menyusui anaknya. Bahkan tak jarang banyak
sekali ibu yang bekerja yang menolak tugas itu. ia pun meminta rekan kerjanya
untuk menggantikannya, demi kelangsungan program ASI eksklusif yang sedang ia
jalani.
Sebenarnya
tidaklah harus sedemikian rupa, sudah banyak yang membuktikan bahwa mereka
berhasil menjalankan program ASI ekslusif, meskipun meraka harus bertugas ke
luar negeri sekalipun. Karena tugas keluar negeri bukanlah sebuah alasan yang
tepat untuk tidak menyusui ataupun berhenti menyusui. Tentu saja akan banyak
usaha yang akan dilakukan. Tetapi, insyaallah semua itu akan mendapatkan hasil
yang setimpal. Pengorbanan itu tidak akan pernah sia-sia, karena Allah sendiri
sudah menyatakan dalam firmannya sebesar zharrah pun kebaikan, Allah akan
membalasnya.
Berikut
beberapa masalah yang sering dihadapi oleh ibu bekerja menyusui dan ditugaskan
keluar kota atau keluar negeri :
1. Berpisah
dengan sang buah hati menyebabkan ibu tidak bisa menyusui secara langsung.
2. Persiapan
stok ASIP harus mencukupi selama ibu bekerja atau selama anak ditinggal oleh
ibu.
3. Perasaan
sedih karena berpisah dengan sang anak bisa berpengaruh terhadap kondisi
psikologis ibu yang bisa menyebabkan produksi ASI menjadi menurun.
4. Masalah
memerah ASI di hotel atau penginapan.
5. Memerah
ASI selama di perjalanan.
6. Membawa
ASI perahan dalam perjalanan. (
Syasya Azisya, Sukses Menyusui Meski
Bekarja.(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 102)
Persiapkan
dengan Matang
1. Memberi
tahu si kecil dan keluargaakan rencana kepergian ibu, serta menjelaskan
tugas-tugas pada pengasuh anak kita apa saja yang harus dilakukan.(
Syasya Azisya, Sukses Menyusui ……….. (Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 102)
Tugas
ke luar kota atau ke luar negeri biasanya di jadwalkan dari jauh-jauh hari
sebelumnya. Ibu bisa memberi tahu akan rencana ini kepada keluarga atau kepada
anak kita sendiri. Meski anak kita masih bayi, namun tetap di upayakan untuk
berkomunikasi dengannya akan rencana ini, dan bila anak kita sudah berumur 1
tahun kita bisa mencoba untuk berbicara seperti ini kepadanya, “Adik sayang,
minggu depan ibu akan bekerja ditempat yang jauh. Selama ibu pergi, adik harus
minum ASI-nya pakai gelas, ya….”
Suami,
pembantu dan anggota keluarga lainnya juga harus diberi tahu apa saja yang
harus mereka lakukan saat sang ibu sedang tidak berada di rumah. Bila anak
biasanya menyusu langsung pada saat malam hari, ketika ibu berada di luar kota,
anak terpaksa di susui dengan sendok atau gelas. Pastikan suami ataupun
pengasuh mau dan mampu melakukan tugas tersebut.
Berikan
tugas menyuapi ASI pada anak kita pada malam hari kepada suami dan pengasuh
anak kita. Kenapa suami perlu dilibatkan? Supaya sang anak juga bisa merasakan
yang namanya perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah untuknya. oleh karena
itu, kita sebagai seorang ibu yakinkan sejak awal bahwa suami kita pasti mampu
melakukannya.
Sedangkan
untuk pengasuh, karena ia sudah terbiasa melakukan/memberikan ASI perah pada
bayi di siang hari, biarkan ia beristirahat di malam harinya. Gunakan tenaganya
di waktu malam hari sesekali saja, saat sang ayah butuh istirahat lebih atau
misalnya saat ayah harus lembur.
2. Yakinkan
bahwa semuanya akan berjalan baik-baik saja. ( Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ……….. (Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 103)
Kepercayaan
diri adalahmodal utama kesuksesan menyusui. Sesuatu hal yang tidak bisa
dikatakan ringan bila harus tugas keluar sembari tetap memerah. Coba cari tahu
ke teman-teman atau forum ibu yang menyusui, carilah teman yang sudah pernah
mengalami hal-hal yang serupa. Tetapkan niat, bila ia bisa, kita juga pasti
bisa.
3. Persiapkan
peralatan ‘perang’ yang dibutuhkan, serta lebih giat memerah untuk memenuhi
stok ASIP selama ditinggal pergi. ( Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ……….. (Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 102)
Inilah hal
penting yang harus dilakukan. Jangan sampai peralatan yang kita butuhkan ini
ada yang tercecer atau bahkan tertinggal semuanya.
Peralatan
wajib, antara lain:
•
Satu buah cooler bag berukuran besar
•
Plastic ASI
•
Tupperware berukuran basar
•
Botol ASI
Perkirakan jumlah ASIP yang harus di
tinggalkan untuk anak selama ibu pergi. Bandingkan dengan kebutuhan ASI-nya
sehari-hari. Nah, inilah penyebab pentingnya kita mencatat berapa mililitar ASI
yang dikonsumsi anak tiap harinya. Dengan catatan ini, kita bisa memperkirakan
kebutuhan rata-rata per hari. Misalkan saja dalam sehari anak kita rata-rata
membutuhkan ASIP sebanyak 300 ml. jumlah hari tugas kita keluar kota selama 10
hari. Paling tidak kita membutuhkan stok sebanyak 3 liter ASIP.
Hari-hari sebelum keberangkatan
gunakan sebaik mungkin untuk terus memerah ASI guna memenuhi stok itu.
Pergunakan juga waktu malam hari untuk memerah. Tak apalah bila kita mengurangi
sedikit waktu tidur kita, demi anak tercinta.
4. Manejemen
ASI untuk Ibu Bekerja
Menyusui atau memberikan ASI eksklusif pada
ibu yang bekerja memang tidak mudah. Butuh kebulatan tekad dan kemampuan
menghadapi cobaan dan berbagai kendala yang ada. Namun begitu, kini semakin
banyak ibu bekerja yang telah berhasil membuktikannya. Menyusui bagi ibu
bekerja memiliki berbagai keuntungan, di antaranya dapat meningkatkan
produktifitas kerja, membuat ibu menjadi lebih percaya diri, menurunkan angka
absensi dikarenakan anak sakit, serta juga bisa menurunkan ketegangan ibu.
Berikut kami sajikan manejemen ASI untuk Ibu
bekerja.
1.
Sebelum
seorang ibu berangkat untuk bekerja, terlebih dahulu sang ibu menyusui bayinya
sampai kenyang.
2.
Selanjutnya,
untuk payudara yang belum habis diisap oleh bayi, perah ASI dari payudara.
Memerah ASI dapat dilakukan dengan menggunakan tangan secara manual dan
ditampung pada suatu tempat yang bersih dan higenis.
Cara memerah ASI dengan tangan :
•
Letakkan ibu jari ditepi atas areola pada posisi pukul 12`.
•
Letakkan jari telunjuk di tepi bawah
areola pada posisi pukul 6`.
•
Dengan kedua jari, tekan payudara tanpa mengubah posisi ibu jari dan
jari telunjuk.
•
lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan di bawah areola
sehingga dapat memerah ASI dalam saluran ASI, dan lakukan gerakan ini beulang
kali hingga pancaran ASI yang keluar berkurang. ( Wenny Artanty Nisman, dkk, Panduan Pintar Ibu Menyusui.
(Yogyakarta, PENERBIT ANDI, 2011) Cet.1 Hal. 56)
Penggunaan pompa payudara atau yang lebih
kita kenal dengan pemompa ASI itu tidak dianjurkan karena akan membuat produksi
ASI terhenti sebelum waktunya. Denga memompa, rangsangan yang diterima oleh
puting dan areola mamae tidak sama separti halnya isapan sang bayi.
Selama di kantor atau di tempat kerja
lainnya, perahlah ASI 3-4 jam sekali dengan teknik yang sama seperti yang sudah
kitabahas di atas. Tempatkan ASI perahan tersebut dalam wadah penampunga yang
steril dan tutup yang rapat. Adapun tempat yang dianjurkan untuk menyimpan ASI
perahan tersebut adalah di tempat yang terbuat dari bahan plastic karna wadah
yang terbuat dari bahan gelas akan banyak menyebabkan ASI banyak kehilangan
keaktifan zat kekebalan tubuh. Setiap wadah tersebut sebaiknya di beri lebel
hari, tanggal, dan jam pemerahan. ASI yang di perah terlebih dahulu, diberikan
lebih dulu.
ASI yang diperah dapat di bekukan untuk
persediaan/tambahan apabila iu harus sudah mulai bekerja. ASI bisa bertahan 6-8
jam dalam suhu kamar, 24 jam dalam termos es, 2 x 24 jam dalam lemari es, 2
minggu di freezer lemari es 1 pintu, dan 3 bulan di freezer lemari es 2 pintu. (Kementerian Kesehatan RI, Layanan
Kesehatan Neonatal Esensial.(Jakarta, Bakti Husada, 2010) Cet.1 Hal. 63)
Untuk ASI yang disimpan di lemari es, sebelum
diberikan kepada bayi, terlebih dahulu suhu ASI tersebut harus disamakan dengan
suhu ruangan dengan cara merendam botol ASI dalam air dingin biasa (suhu
normal). Hindari mencelup botol berisi ASI kedalam air panas atau memanaskan
langsung di atas api karena dapat merusak kandungan gizi dan komponen
imunologiknya atau kekebalan tubuhnya.
Sebaiknya seorang ibu menyiapkan pengasuh
bayi baik itu nenek, kakek, anggota keluarga yang lain, baby sister, ataupun
pembantu sebelum ibu bekerja kembali. Karena hal yang satu ini sangat membantu
sang ibu ketika sedang bekerja dan sedangkan
bayi sudah tiba waktunya untuk minum ASI. Dan seorang ibu juga harus melatih
pengasuh bayi untuk terampil dalam memberikan ASI peraham dengan sendok kecil
ataugelas kecil, sebaiknya hindari pemakaian dot/kompen karena kemungkinan bayi
akan menjadi “bingung putting”.
5.
Menyikapi Beberapa Mitos Tentang Menyusui
·
Tidak benar bila ASI belum keluar pada
hari pertama sehingga perlu diberi susu formula. Karena pada hari pertama
kelahirannya bayi masih bisa bertahan tanpa asupan minum/ makanan selama 3 x 24
jam. ( Syasya Azisya, Sukses
Menyusui Meski Bekarja.(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 35)
Tujuan
utama menyusui pada 30 menit pertama kelahiran bayi bukanlah untuk memberikan
nutrisi,namun diantara lain untuk hubungan kedekatan si bayi dan si ibu .
Pemberian cairan selain ASI pada bayi
akan rentan menimbulkan alergi. Bayi bisa mengalami diere. Bila pemberian
dilakukan dengan menggunakan dot dikhawatir bayi akan mengalami bingung putting
sehingga dapat menghambat proses menyusui langsung dari ASI. Bisa jadi bayi
sama sekali tak mau menyusu.
•
Tidak benar bila susu formula kini
hampir sama kandungannya dengan ASI atau bahkan lebih hebat dari ASI.( Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 36)
Alasannya setiap kandungan yang tidak
terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam ASI) diputarbalikan oleh
produsen susu formula dan di anggap sebagai suatu nilai lebih namun susu
formula tidak menggandung zat antibodi atau kekebalan tubuh ,sel-sel hidup,enzim-enzim,dan
tidak mengandung hormon.Di bandingkan ASI,susu formula menggandung lebih banyak
zat alumanium, mangan, cadmium(sejenis logam berat),lead (sejenis timah
hitam),Dan zat besi.susu formula juga menggandung jauh lebih banyak protein di
bandingkan ASI. Kandungan protein dan lemak yang terdapat dalam susu formula
juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASi. Berbeda dengan ASI,kandungan susu
formula tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir.
•
Tidak benar bila menyusui membuat gendut atau susah menurunkan berat badan. ( Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 36)
Inilah salah
satu sebab utama seorang ibu enggan menyusui,terutama bagi ibu-ibu yang
mengutamakan penampilan .Pada kenyataannya ibu yang menyusui cenderung akan
lebih cepat turun berat badannya ke
berat badan semula dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui .Hal ini
disebabkan karena isapan bayi sewaktu menyusu akan merangsang rahim(yang
tadinya melar saat kehamilan) untuk kembali ke bentuk semula.
•
Tidak benar bila ASI yang pertama keluar
harus dibuang karena kotor.( Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 37)
Padahal
ASI yang pertama kali keluar itulah zat yang paling bermanfaat untuk bayi.ASI yang
keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 ini disebut.
Kolostrum ini biasanya berupa cairan
jernih kekuningan,kolestrom juga mengandung protein dalam kadar yang tinggi,zat
anti infeksi dan zat daya tahan
tubuh.sekitar 10 sampai dengan 100 cc volume sebanyak itu sudah cukup dengan ke
mampuan ginjal bayi yang memang belum matang saat itu.
•
Tidak benar bila payudara kecil hanya menghasilkan ASI sedikit.( Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 37)
Padahal ASI
diproduksi oleh jaringan kelenjar ASI/ alveoli sehingga besar kecil payaudara
tidak berpengaruh kepada banyak/sedikit jumlah ASI yang di hasilkankan.
Payudara yang besar belum tentu akan menghasilkan ASI yang banyak karena bisa
ia hanya mempunyai sedikit kelenjar
alveoli.Begitu pula sebaliknya,payudara
kecil belum tentu sedikit ASI nya karena bisa jadi ia terdapat banyak
kelenjar alveoli.
·
Mustahil bila ibu banyak makan, ASI akan
banyak dan tidak benar bila bayi-bayi prematur perlu belajar untuk minum susu
dari botol sebelum mereka mulai menyusu.
(Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 38)
Sebenarnya
itu tidak dipengaruhi oleh jumlah makanan yang dikonsumsi ibu,tetapi ada ibu-ibu yng sudah makan
banyak, tetapi ASI-nya sedikit.Ada pula ibu-ibu yang makan cukup ataui
sedikit,tetapi ASI-nya banyak.Yang lebih diperhatikan seharusnya bukan pada
kuantitas makanan,tetapi lebih pada kualitasnya dan ada pula menyatakan bahwa
tidak benar bila bayi-bayi prematur perlu belajar untuk minum susu dari botol
sebelum mereka menyusu. Justru bayi prematur sangat membutuhkan ASI untuk
pembentukan kekebalannya. Jadi jangan kenalkan bayi dengan susu botol,bila
memungkinkan lebih baik langsung menyusu aja.
·
Tidak benar bila ibu sedang mengonsumsi
obat, harus berhenti menyusui.(
Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 38)
Apabila
ibu menyusui mengonsumsi obat obatan,ASI akan mengandung sedikiy saja dari
obat-obatan yang sedang dikonsumsi tersebut.
Namun ada baiknya kita mesti berhati-hati
saat mengonsumsi obat.Pilih saja obat-obatan yang aman atau bila perlu
menggunakan alternatif yang minim
resiko.kalau terpaksa minum obat,sabaiknya dikonsultasi terlebih dahulu dengan
dokter.
·
Tidak benar bila bayi-bayi mendapatkan
ASI memerlukan tambahan jenis susu lainnya setelah berusia 6 bulan. (Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta, GEMA
INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 38)
Untuk
bayi usia di bawah 6 bulan, ASI saja sudah mencakupi segala kebutuhannya.
Sementara untuk yang berusia di atas 6 bulan,mulai diperkenalkan MPASI agar
bayi mendapatkan sumber zat besi lain dari ASI.ASI dan MPASI dengan gizi yang
seimbang sudah mampu memenuhi kebutuhan bayi. Tak diperlukan lagi tambahan berupa
susu formula.
·
Tidak benar bila seorang ibu yang sedang
menyusui harus menjalani tindakan operasi, ia harus menunggu sehari setelah
selesai operasi untuk mulai menyusui bayinya lagi. (Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ……..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 39)
Selesai
operasi, ibu dapat langsung menyusui bayinya apabila sudah siuman (terbangun
dan sadar) dan sudah merasa siap. Obat-obatan yang digunakan dalam proses
anesti ,maupun obat-obatan penghilang rasa sakit dan antibiotik yang digunakan
setelah operasi,tidak mengharuskankan seorang ibu untuk menghentikan kegiatan
menyusui, kecuali dalam keadaan –keadaan tertentu yang bersifat luar biasa.
·
Bayi ASI membutuhkan tambahan cairan air
putih dan tidak benar bila bayi perlu belajar untuk minum dari botol sebelum
bayi menolak untuk menggunakannya. (Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ……..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 39)
Padahal
terbesar yang ada di dalam ASI, 85%-nya adalah berupa air.jadi tak perlu lagi
tambahan cairan apa pun, termasuk air putih untuk bayi yang berusia kurang dari
6 bulan dan ada pun yang menyatakan tidak benar bila bayi perlu belajar untuk
minum dari botol sehingga bayi harus diperkenalkan dengan botol sebelum bayi
menolak untuk menggunakannya,sebelumnya tidak ada satu pun alas an yang
mengatakan bahwa bayi harus belajar untuk menggunakan botol malah bayi bisa
minum dari sendok kecil atau cangkir kecil (gelas kecil).
Namun, bila ibu memang berniat untuk
memperkenalkan botol pada bayi,sebaiknya ibu menunggu sampai dengan bayi sudah
berhasil unytuk menyusu dengan benar selama sekurangnya 3 bulan. Botol
diberikan hanya sesekali saja.
·
Tidak benar bila ibu dengan puting datar
tak akan bisa menyusui dan mustahil bila makanan pedas dapat membuat pup bayi
keluar dengan biji-biji cabenya. ([1]
Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 40)
Bila
bayi menysu dengan benar,seharusnya yang diisap bukanlah putting susu ibunya,
melainkan daerah areola-nya.bentuk putting susu tidak berpangaruh dan dari itu
tidak benar bila makanan pedas dapat membuat pup bayi keluar dengan biji-biji
cabenya.
·
Tidak benar bila ibu sudah berhenti
menyusui, tak akan bisa menyusui lagi dan tidak benar bila ibu selesai olahraga
sebaiknya jangan menysui. ([1]
Syasya Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 40)
Re-laktasi
(proses menyusui kembali setelah berhenti sekian lama bisa dilakukan. Dan
banyak orang yang telah berhasil melakukannya tetapi dibutuhkan tekad dan usaha
yang kuat antara ibu dan sang bayi agar sukses kembali menyusui.Dengan
iming-iming bahwa tidak benar bila ibu selesai olahraga sebaiknya jangan
menyusui padahal tidak ada satu pun alas
an mengapa seorang ibu tidak dapat menyusui bayinya segera setelah selesai berolahraga.
Namun bayi lebih rewel pada saat menyusu apabila ibunya baru selesai berolah
raga.
·
Tidak benar bila bayi yang diere tidak
boleh disusui. (Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 40)
Pengobatan
terbaik bagi bayi yang menderita infeksi saluran pencernaan(gastroenteristis)
adalah dengan tetap menyusui dan memberikan ASI.Dan sangat tidak lazim bagi
bayi untuk memerlukan jenis cairan lain selain dari pada ASI.kadangkala bayi
diminta untuk berhenti minum ASI dan justru diberikan susu formula yang bebas
lakstosa. Padahal susu formula bebas laktosa tidak lebih baik dari pada ASI
.Karena ASI jauh lebih baik dari pada susu formula jenis apa pun.
·
Sapih anak sedini mungkin agar lebih
mandiri dan tidak benar bila menyusui itu merepotkan. (Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 41)
Salah
bila menganggap tangisan bayi sebagai bentuk ketidakmandiriannya.menyapih anak
sejak dini, apalagi bila tanpa alas an medis, ini adalah untuk kezaliman
seorang ibu kepada anaknya.Karena, ibu tidak menyampaikan hak sang anak
sebagaimana mestinya.terlepas dari itu tidak benar bila menyusui itu
merepotkan.Bayangkan saja bila kita hendak bepergian, bila bayi kita berikan
ASI kita tak perlu membawa banyak peralatan ,sementara bila kita beri susu
formula,betapa repotnya kita membawa susu formula,botol,air panas malah
menyusui ASI lebih praktis dan higenis sekali.
·
Tidak benar bila ibu makan makanan atau
minuman panas lidah bayi akan menjadi putih. (Syasya Azisya, Sukses
Menyusui ………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 41)
Putihnya
lidah bayi disebabkan karena sisa-sisa ASI yang menempel di lidah, bukan karena
panasnya makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibu. Oleh karena itu di anjurkan
bagi ibu untuk membersihkan lidah bayi dengan menggunakan kain kasa,bukan
dengan diberikan air minum terlebih bila bayi masih belum 6 bulan.
Factor
Pendukung Sukses Menyusui
A. Cara
menyusui yang benar. (Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 41)
Ibu-ibu
yang baru pertama kali menyusui biasanya masih bingung bagaimana menyusui yang
benar itu.Dirumah sakit-rumah sakit bersalin yang pro ASI biasanya bidan atau
perawat akan mengajarkan bagaiman cara menyusui yang benar.Tak hanya cara
menyusui, mereka pun akan mengajarkan kepada kita bagaimana caranya mengurus
bayi yang baru lahir, mulai dari memandikan hingga memakaikan popok atau baju.
Cara menyusui gampang-gampang susah.pada
prinsipnya kita harus melakukan pelekatan dengan benar adalah cara bibir bayi
menempel pada payudara, juga bagaiman cara bayi menmyodot ASI.Namun sering kali
terjadi kesalahan, yaitu bayi menyodot pada bagian ujung putting saja.Bila saat
bayi menyusu mulut tampak terbuka lebar, itu berarti bayisedang menyodot pada
bagian areola.
Berikut
ini beberapa langkah menyusui:
1. Siapkah
beberapa peralatan yang diperlukan, seperti: tisu, handuk kecil, bantal
menyusui,selimut kecil, alat penopang kaki ibu.
2. Pilih
posisi yang paling nyaman untuk menyusui.
Mengenai
posisi menyusui ini ada beberapa macam posisi yang bisa digunakan, yaitu:
menggendong, Menggendong menyilang,menyangga kepala dan tiduran. Pilih posisi
mana yang paling nyaman.
3. Baringkan
bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisinya saling berhapan dengan perut
ibu.
4. Lurusnya
punggung bayi, jangan sampai posisinya membungkuk.
5. Mulailah
dengan sedikit memijat payudara, keluarkan sedikit ASI untuk membasahi putting
susu untuk menjaga kelembapan puting susu.
6. Sentuhkan
putting susu ke bibir bayi perlahan-lahan untuk merangsang refleksi isap bayi.
7. Pengang
payudara dengan empat jari menahan bagian bawah areola hingga bayi membuka
mulut.
8. Setelah
bayi siap menyusu maka masukkan puting susu sampai ke daerah areola masuk ke
mulut ke mulut bayi.
9. Pastikan
bayi mengisap dengan benar. Ciri bayi mengisap dengan benar adalah mulutnya
terlihat terbuka lebar dan menempel pada bagian areola.
10. Perhatikan
payudara jangan sampai menutupi hidung bayi,tekan payudara agar tidak menutup
hidung bayi
11. Biarkan
bayi tetap dalam posisi yang nyaman, ibu juga bisa sambil mengelus-elus
kepalanya agar bayi bisa merasa lebih rileks.
12. Susui
bayi selama bayi mau, pindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang satunya.
13. Setelah
bayi merasa kenyang, akhir menyusui dengan mengoleskan ASI pada putting
payudara ibu.
14. Sendawakan
bayi dengan menegakkan posisinya sambil menepuk-nepuk halus punggung bayi
secara perlahan-lahan.
B. Tekad
yang kuat(azam). (Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 34)
Bahwa
kekuatan tekad adalah hal terpenting
Yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan yang kita cita-citakan.termasuk
dalam hal keinginan kita memberikan ASI kepada sang buah hati.Selama rentang
waktu 6 bulan itu bisa saja kita menghadapi hambatan-hambatan yang sebelumnya
tidak ada dibenak kita.Hambatan-hambatan tak terduga pun di alami ketika
program ASI ini di jalankan.Di usia bayi yang baru 5 bulan, tiba-tiba sakit
membuat badan benar-benar tidak fit.Saat itu kalau tidak ingat pada tekad yang
sudah telanjur mendominasi alam bawah sadar,rasanya ingin menyerah saja.Pada
saat itu kekuatan tekad menyadarkan diri kita namun dalam saat keadaan sakit
tetap menyusui pada akhirnya berhasil melawati masa 6 bulan menyusui tanpa susu
formula.
Padahal kenyataannya betapa kekuatan
tekad(dalam hal ini tekad yang sangat kuat atau azzam) telah berhasil
menyelamatkan kita dari hambatan yang terjadi semasa memberikan ASI.
C. Yakinkan
diri bahwa ASI-lah yang terbaik untuk bayi.
(Syasya Azisya, Sukses Menyusui
………..(Jakarta, GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 32)
Tuhan
telah menciptakan makhluk bernama perempuan,lengkap dengan segala hal yang
dibutuhkannya. Sesuai dengan kodratnya, perempuan memiliki kewajiban untuk
menyusui anak-anak yang dilahirkan. Oleh karena itu, ALLAH pun melengkapi
perempuan dengan payudara dan air susu di dalamnya. Air susu inilah yang
kemudian menjadi sumber makanan utama bagi bayi selama tahun pertama kehidupan
mereka.
Di
tengah gencarnya promosi susu formula yang mengatakan mengandung AA, DHA,
prebiotik, atau zat-zat hebat lainnya,tetaplah yakin bahwa hanya ASI-lah yang
terbaik untuk anak kita. ASI memang diciptakan khusus untuk
bayi.Pastinya,zat-zat yang terkandung di dalamnya adalah sesuai dengan
kebutuhannya. Sementara,susu formula ada sebagai pengganti ASI karena adanya
kelainan pada sebagian perempuan yang menyebabkan kelenjar susunya tidak dapat
memproduksikan ASI.Susu formula yang dibuat dari susu sapi, dalam hal ini hanya
sebagai pengganti ASI (bagi para ibu yang tidak bisa memproduksi ASI), sebagus
atau semahal apa pun harganya tetap saja kualitasnya tak bisa menyamai ASI.
D. Mencari
teman sesama ibu menyusui. (Syasya
Azisya, Sukses Menyusui ………..(Jakarta,
GEMA INSANI, 2010) Cet. 1 Hal. 99)
Seperti
halnya manusiawi bila semangat menyusui terutama bagi ibu bekerja.Terkadang
naik, namun terkadang juga sedikit surut,atau bahkan surut sama sekali. Dalam
perjalanan memberikan ASI eksklusif yang butuh waktu paling tidak 6 bulan
hingga 2 tahun.maka dari itu kita mencari teman sesama ibu menyusui agar dapat
saling tukar pengetahuan seputar pengasuhan anak,khusunya menyusui dan untuk
memberikan motivasi bila di antara kita ada yang sedang lemah.
E. Mengajari
ibu cara meningkatkan produksi ASI. (Kementerian
Kesehatan RI, Layanan Kesehatan Neonatal Esensial.(Jakarta, Bakti Husada, 2010)
Cet.1 Hal. 58)
·
Meningkatkan ASI adalah dengan menyusui
seseiring mungkin.
·
Menyusui lebih sering akan lebih baik
karena merupakan kebutuhan bayi.
·
Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara
bergantian.
·
Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
·
Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam,
bangunkan dan langsung disusui.
F. Pesiapan
menyusui selama masa kehamilan
Payudara
sudah mulai melakukan persiapan menyusui sejak ibu memasuki masa kehamilan.
Perubahan yang tampak dari luar adalah payudara semakin besar, areola mamae
atau daerah yang berwarna hitam terlihat lebih gelap dan lebih besar, payudara
tampak lebih kotor karena produksi lemak di pori-porinya meningkat.selain itu
payudara juga menjadi lebih lunak dan lebih sensitifa atau agak nyeri.perubahan
ini harus diikuti dengan perawatan yang baik.
Caranya
adalah sebagai berikut.
1. Sebelum
mandi, kompreslah payudara dengan air hangat menggunakan kain yang lunak
kurang lebih selama 5-10 menit, kemudian
ambil satu potong kapas dan beri sedikit minyak kelapa. Bersihkan daerah puting
dan areola mamae dari lemak yang ada di sana dengan hati-hati. Lakukan sampai
bersih. Tujuannya adalah agar payudara menjadi bersih dan puting serta areola
mamae lebih lunak dab tidak mudah lecet. Setelah lemak-lemak di sekitar
payudara bersih, kembali basuh payudara dengan air hangat untuk menghilangkan
bekas minyak kelapa yang ada. Selanjutrnya, ibu mandi seperti biasa.
2. Lakukan
perawatan ini secara rutin 2 hari sekali setelah kehamilan memasuki trisemester
II.
3. Sebaiknya
tidak membersihkan payudara dengan sabun karena sabun bersifat iritatif
4. Gunakan
bra yang tidak terlalu ketat, tetapi mampu menyongkong payudara debgan baik.
5. Lepaskan
bra beberapa saat dalam satu hari agar payudara tidak lembab dan membantu
melonggarkan pernapasan ibu.
6. Menjelang
persalinan, lakukan perawatan lebih rutin,terutama untuk kebersihan daerah
pyudara, persiapan untuk kelahiran bayi.
6.
PERSOALAN DAN HAMBATAN DALAM MENYUSUI
Dr. Daulat H. Sibuea dari bagian Obstetri Ginekologi
Fakultas Kedokteran Univesitas
Sumatera Utara menyebutkan
ada beberapa problema
ibu dalam menyusui
bayinya , berikut disertakan cara
penangananya :
1. Puting Susu
Datar/Tertarik ke dalam
(inverted Nipple). (Arini H,
mengapa seorang ibu harus menyusui?. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal.
112)
Penangananya adalah
dengan pengurutan puting
susu,posisi puting susu
ini akan menonjol
keluar seperti keadaan
normal. Jika dengan
pengurutan posisinya tidak menonjol , usaha
selanjutya adalah dengan
memakai breast shield
atau dengan pompa
payudara (breast pump). Jika
dengan cara cara tersebut
di atas tidak berhasil
(ini merupakan true
inverted nipple ) maka usaha
koreksi selanjutnya adalah
dengan tindakan pembedahan
(operatif)
2. Puting Susu
Lecet (Abraded and or Cracked
Nipple) (Arini H, mengapa seorang ibu harus menyusui?.
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 112)
Penyebabnya :
a).
Teknik menyusui yang
kurang tepat,
b).
Pembengkakan payudara,
c).
Iritasi dari bahan
kimia, misalnya sabun,dan
d).
Moniliasasi (infeksi jamur).
Sedangkan cara
penanganannya :
a.
Posisi bayi sewaktu menyusu harus baik.
b.
Hindari pembengkakan payudara deangan
lebih seringnya bayi di susui, atau
mengeluarkan air susu dengan urutan (massage).
c.
Payudara dianginkan di udara terbuka.
d.
Puting susu di olesi dengan lanolin.
e.
Jika peyebabnya monilia, diberi
pengobatan dengan tablet nystatin.
f.
Untuk mengurangi rasa sakit, diberi
pengobatan dengan tablet analgetika.
3. Pembengkakan
payudara (engorgement) (Arini H, mengapa seorang ibu harus menyusui?.
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 113)
Pengeluaran
air susu tidak lancar disebabkan karna puting susu jarang di hisap.
Penanganannya adalah dengan cara :
a. Payudara
dikompres dengan air hangat
b. Payudara
dara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atau dengan pompa payudara.
c. Bayi
disusui lebih sering.
d. Utuk
menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika.
4. Saluran
air susu tersumbat (Obstructed) (Arini H, mengapa seorang ………..
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 113)
Penyebabnya
adalah air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi
sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan dan adanya penekanan saluran air
susu dari luar. Sedangkan penanganannya :
a. Payudara
dikompres dengan air hangat, setelah itu bayi di susui.
b. Payudara
diurut (massage).
c. Bayi
disusui lebih sering.
d. Bayi
disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.
5. Mastitis (perandangan payudara) (Arini
H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta, flashbooks, 2012) Cet. 1 Hal. 114)
Umumnya
penyebab didahului denagn puting susu lecet, saluran air susu tersumbat, atau
pebengkakan payudara. Penangananya dengan cara :
a. Payudara
dikompres dengan air hangat.
b. Untuk
mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgeltika.
c. Untuk
mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan anti biotika.
d. Bayi
disusui mulai dengan payudara yang mengalami perandangan, dan ibu jangan
dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
e. Istirahat
yang cukup.
6. Sekresi
dan pengeluaran air susu kurang. (Arini H, mengapa seorang ………..
(Jogjakarta, flashbooks, 2012) Cet. 1 Hal. 114)
Penyebabnya
:
a. Isapan
pada puting susu jarang, atua dihisap terlalu singkat.
b. Metode
isapan bayi kurang efektif.
c. Bayi
sudah mendapat makanan tambahan hingga keinginan untuk menyusu berkurang.
d. Nutrisi
(makaan) ibu kurang sempurna.
e. Adanya
hambatan atas let’s down reflex, misalnya
oleh karena stres atau cemas.
f. Obat-obatan
yang menghambat sekresi air susu.
g. Kelainan
hormonal.
h. Kelainan
parencbym payudara.
7.
Abses payudara. (Arini H, mengapa
seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 115)
Peyebabnya
adalah infeksi bakterial, khususnya stabphylococcusvirulent.Penanganan:
a.
Kultur pus atau sekresi dari puting
susu, untuk menentukan anti biotika yang ampuh.
b.
Pus dikeluarkan dengan pompa payudara.
c.
Atau kalau ada indikasi untuk tindakan
oporatif dibuat pengeluaran (drainage) pus.
d.
Jika penyebabnya bukan bakteri
virulente, bayi dapat diberi air susu ibunya asal saja si ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam
sebelumnya.
8.
Tumor payudara. (Arini H, mengapa
seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 115)
Tunor payudara
yang djumpai pada masa laktasi sebaiknya dilakukan pemriksaan bioksi tampa
menghentikan laktasi. Dari pemeriksaan patologi sediaan biopsi ini, sikap
tentang Laktasi diputuskan. Laktasi dapat dilanjudkan jika tumor jinak,
kemudian tumor dieksterpasi (dibuang). Jika ibu mendesak untuk segera dilakukan
eksterpasi maka permintaan ini dikabulkan tanpa menghentikan laktasi. Jika
ternyata jenis tumor ganas (kanker) maka laktasi segera dihentikan (bayi
disapih). Kanker payudara lebih sering dijumpai pada kelompok ibu yang tidak
menyusui bayinya dibandingkan kelompok ibu yang menyusui bayinya.
9.
Ibu menderita hepatitis atau pembawa
kuman (carrire). (Arini H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012)
Cet. 1 Hal. 116)
Ibu yang darahnya mengandung
hepetits B antigen dapat menularkannya ke bayi sesama hamil (transplacental), pada waktu persalinan,
dan akibat hubungan (kontak) yang berlangsung lama antara ibu dan bayi.
Penularan dari ibu kepada bayi ini dikenal dengan istilah “vertikal
transmission”. Beberapa peneliti melaporkan bahwa air susu penderita hepatitis
B mengandung hepatitis B antigen, tetapi penularan melalui ASI belum dapat
dipastikan. Bayi yang lahir hrus diberi hepatitis B imunogloburin. Ibu yang
dalam infeksi aktif tidak dianjurkan untuk menyusui bayinya.
10.
Herpes. (Arini H, mengapa seorang ………..
(Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 116)
Ibu yang mendapat infeksi CMV dapat
menularkannya melalui asi untuk mencegah penularan dengan cara laktasi
dihentikan.
11.
Pesalinan operatif (seksio sesaria). (Arini
H, mengapa seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 117)
Seksio seksaria tanpa dikomplikasi
berat, ibu dapat menyusui bayinya 12 jam parca persalinan. Sebaiknya,
obat-obatan untuk si ibu diberikan setelah bayi di susui. Bayi yang dilahirkan
dengan seksio seksaria dan belum dapat di susui ASI harus dipompa dan diberikan
kepada bayinya dengan menggunakan sendok teh.
12.
Topsemia
Persalinan pada ibu yang mederita
pre-eklampsia-eklamp yang masih mendapat pengobatan diuretik, antihepertensi,
ataupun sedatipa, sebaiknya bayi jagan deneri ASI. ASI dipompa kemudian
dibuang, dan bayi diberi air susu ibu dari donor. Setelah kondisi ibu pulih dan
obat-obatan harus dihentikan, ibu di anjurkan menyusui bayinya.
13.
Tubelkulosis
Ibu yang menderita TBC boleh
menyusui bayinya. Si ibu diberi pengobatan dan bayi di beri INH atau
dipaksinasi dengan BCG ari jenis INH resistant straint. Ibu yang menderita TBC
panyudara, tidak dianjurkan menyusui bayinya.
14.
Lepra
Lepra adalah penyakit menular kronik yang berkembang lambat, disebabkan
oleh Mycobacterium lepra dan ditandai dengan pembentukan lesigranulomatosa atau
neurotropik pada kulit, selaput lendir, saraf, tulang, dan organ-organ dalam.
Ibu pende rita lepra dibolehkan menyusui bayinya. Ibu dan bayi berhubugan hanya
waktu menyusui,setelah selesai, dipisah kan kembli. Ibu dan bayi diberi
pengobatan oral diaminodipbeny sulfone.
15.
Diare karena infeksi bakterial
Ibu yang
menderita diare boleh bakteri boleh menyusui bayinya setelah lebih dahulu si
ibu pengobatan.
16.
Diabetes mellitus
Ibu penderita
diabetes mellitus dibolehkan menyusui bayinya.
17.
Hypertyroidisme
Ibu penderita
Hypertyroidisme boleh menyusui bayinya, asal saja kadar T4 dan TSH dalam darah
bayi diukur secara berkala.
18.
Spikosis
Ibu yang
menderita spikosis dianjurkan menyusui bayinya, oleh karena dikhawatirkan bayi
mendapat perlakuan buruk.
19.
Ibu bekerja. (Arini H, mengapa
seorang ……….. (Jogjakarta,flashbooks,2012) Cet. 1 Hal. 119)
Penyebab utama
penyapihan bayi adalah ibu yang aktif bekerja. Sebaiknya diberi kesempatan pada
si ibu untuk menyusui bayinya di tempat ia bekerja. (2003 digitize by USU digital library) (sumber: perpustakaan UPT
UGM).
C. Masalah lain dalam Menyusui
Beberapa masalah lain yang juga
sering muncul tatkala menyusui adalah :
1.
Payudara bengkak
2.
Pentil sakit
3.
Saluran tersumbat dan radang payudara
7. PERTEMUAN IBU DAN BAYI
A. Tata
cara pemberian ASI
Banyak
ibu beranggapan bahwa menyusui merupakan aktivitas ,sehingga tidak memerlukan
persiapan atau perawatan khusus.Hal ini tidak sepenuhnya benar,terutama bagi
ibu yang menyadari bahwa air susu sangat penting dan utama bagi si bayi.Ibu
yang seperti itu senantiasa melakukan berbagai persiapan untuk menyambut
kelahiran bayi,termasuk Persiapan menyusui yang terkait dengan kondisi payudara
dan puting payudara. Keduanya harus di pelihara dan di persiapkan untuk
menyusui sejak masa kehamilan. Ibu bisa memeriksakan kondisi payudara dan
puting payudara kepada dokter. (Dwi
Sunar Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1
hlm.133)
Pada akhir masa
kehamilan dan peermualan masa laktasi, puting payudara terlihat menonjol.
Meskipun begitu, ada pula puting payudara yang datar atau menekuk ke dalam.
Bila tampilan fisik puting seperti itu, bayi mungkin sulit menyusu dan merasa
tidak puas. (Dwi Sunar Prasetyono,Pertemuan
Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1 hlm.134)
Dalam
hal ini, perlu di lakukan pengaturan atau penarikan puting payudara selama
beberapa menit pada trimester terakhir. Pada kasus tertentu, puting buatan bisa
di gunakan agar bayi mampu mengisap dot yang di pasang pada payudara. Terkadang
, ASI jugak dapat di berikan kepada bayi dengan menggunakan mangkok ataupun
sendok.
Setelah
bayi dilahirkan,hendaknya ibu membiarkan bayi menyusu secepat mungkin pada masa
setengah jam pertama. Pada masa ini,bayi sangat aktif dan mengisap putting
payudara sekuat mungkin. Saat itu,meskipun hanya ada satu atau dua sendok teh
ASI dalam setiap payudara,pengisapan tersebut dapat menstimulasikan produksi
hormon-hormon. Pelepasan oksitosin akan membantu rahim untuk berkontraksi ddan
menghentikan pendarahan. (Dwi
Sunar Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1
hlm.135)
Selama
masa pemulihan persalinan,hendaknya ibu dan bayi di biarkan tinggal bersama di
rumah sakit,yang di sebut rawat gabung atau rooming-in. sebaiknya pemberian ASI
di dasarkan pada permintaan si bayi. Bayi yang selalu berada di dekat ibu akan
mendorong timbulnya reflek untuk mengeluarkan ASI, sehingga pemberian ASI dapat
di lakukan dengan mudah.
Setelah
ibu menyusui , hendaknya ia membiarkan beberapa tetes ASI di sekitar puting
payudara mongering. Hal ini membuat putting payudara tidak mengalami luka dan
menjaganya dari infeksi. Sebaiknya , ibu menghindari pemakaian sabun atau
alcohol untuk mencuci putting payudara,karena keduanya dapat membuatnya
kering,serta menyebebkan pengerasan yang bisa megakibatkan terjadinya luka.
Selain itu, rasa putting payudara akan berbeda, sehingga bayi mungkin enggan
menyusu kepada ibunya.
Ibu
tidak perlu mengosumsi khusus dalam jumlah besar agar bisa menyusui bayinya.
Ibu hanya memerlukan beberapa kalori tambahan. Bila ibu tidak dapat makan
dengan baik lantaran sakit ataupun penyebab lainnya, ia tetap terus memproduksi
ASI. Namun, simpanan energinya segera terpakai dan habis seketika. Ia akan
merasa lelah ,kacau,dan pertahanan alaminya terhadap infeksi semakin berkurang.
Kesehatannya pun memburuk, meskipun bayinya bertumbuh dan berkembang. (Dwi Sunar Prasetyono,Pertemuan
Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1 hlm.142)
Sebagian besar ibu merasa sangat haus pada
minggu-minggu pertama menyusui. Ketika itu,sebaiknya ibu menyiapkan satu teko
berisi jus buah rendah gula atau satu teko berisi air putih, yang bisa diminum
kapan pun pada saat ibu sedang haus. Sebab , memaksakan diri untuk minum air
dalam jumlah banyak ketika ibu tidak haus mungkin mengurangi persendian ASI untuk sementara waktu.
ASI mengandung berbagai vitamin dan mineral
yang di butuhkan oleh tubuh bayi, di antaranya ialah vitamin B12 . vitamin
tersebut di perlukan untuk perkembangan sel-sel tubuh bayi. Vitamin B12
terdapat pada berbagai produksi hewan dan nabati,seperti
daging,ikan,telur,keju,susu, dan yoghurt. Vitamin B12 bisa di tambahkan ke
dalam makanan yang di fortifikasi,misalnya ekstrak ragi,beberapa mirgarin, dan
susu kedelai. Terkait ini, ibu perlu mengetahui bahwa vitamin B tidak di simpan
dalam tubuh, oleh karena itu ibu membutuhkan 2 mg (2 mcg atau 2mikrogram)
vitamin B12 setiap hari pada masa menyusui.
(Dwi Sunar Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA
Press,2005) Cet.1 hlm.143)
Vitamin A dan B jugak di butuhkan pada
masa menyusui, selain keduanya, ibu pun memerlukan kalsium dan seng sekitar sua
kali lipat lebih banyak dari pada saat hamil. Kondisi tersebut di karenakan
bayi sangat cepat. Ketika itulah, tulang bayi akan mengeras. Maka, ia
membutuhkan lebih banyak kalsium agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. (Dwi Sunar Prasetyono,Pertemuan
Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1 hlm.144)
Intinya, ibu tidak harus minum susu untuk
menghasilkan ASI. Sebaiknya, ibumemilih suplemen yang mengandung sekitar 1.000
mg kalsium dan 10 g (10mcg atau 10 mikrogram) vitamin D, yang bisa di beli di
apotek. Sementara itu, seng dapat di temukan dalam berbagai jenis makanan,
terutama yang berprotein tinggi. Ibu perlu mengonsumsi
daging,keju,telur,roti,pasta,serealia,dan selenium. Selenium merupakan
antioksidan yang di butuhkan untuk kesehatan tulang, yang didapati pada ikan
dan keju.
Sesungguhnya,
ada tiga posisi dasar menyusui yang harus di ketahui oleh ibu agar menyusui
dapat berjalan lancar dan nyaman. (Dwi
Sunar Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1
hlm.147)
1. Posisi
Mulut Bayi dan Payudara ibu (pelekatan)
Ketika menyusui bayinya, ibu tidak
mengetahui caramenyusui dengan tepat. Boleh jadi,caranya menyusui bayi dianggap
sudah benar,dan pelekatan bayi pun di kira sudah sesuaiprosedur yang
sebenarnya,sehingga bayi bisa menyusu dengan sepuasnya.padahal,saat
menyusui,mungkin pelekatan mulut bayi ke putting payudara terlepas,sehingga
bayi menangis. Selanjutnya, ibu mulai mengarahkan kembali mulut bayi ke putting
payudara. Namun, bayi sulit mengarahkan mulutnya ke putting payudara. Ketika
itulah,tangisnya bertambah kencang lantaran tidak dapat memuaskan keinginannya
untuk menyusu kepada ibunya.
2. Posisi
Badan Ibu. (Dwi Sunar
Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1 hlm.150)
Posisi
bayi jugak termasuk factor mendukung pelekatan yang baik, Di antaranya ialah
posisi perut ke perut (tummy to tummy). Tata laksana posisi ini adalah bayi
berbaring menyamping dengan wajah menghadap dada ibu, sehingga mulut bayi dekat
dengan putting payudara ibu, sedangkan perutnya menempel pada perut ibu. Di
sinilah,telinga,bahu,lengan bagian atas,dan pinggul bayi harus ada pada satu
garis lurus.
3. Posisi
Badan Ibu dan Bayi. (Dwi
Sunar Prasetyono,Pertemuan Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1
hlm.154)
Setelah pelekatan, bayi akan terlihat
sangat bersemangat menyusu, selanjutnya,gerakannya akan melambat,bahkan ia pun
dapat tertidur pada saat menyusu kepada ibunya. Bila hal ini terjadi, sebaiknya
ibu membangunkan bayi denga menyentuh pipinya,menggoyang-goyangkan
tangannya,atau menggelitik tekapak kakinya agar ia mengisap ASI lagi.
Boleh jadi, ibu kurang mengetahui cara
perlekatan bayi yang tepat, sehingga ibu terkdang merasa kesakitan ketika
menyusui bayinya. Pada masa-masa awal menyusui, walaupun pelekatan sudah benar,
putting payudara bisa terasa agak nyeri, yang biasanya akan hilang setelah ibu
terbiasa menyusui. Namun, bila ibu merasa sangat kesakitan atau putting
payudaranya berdarah, hal itu merupakan indikasi kuat terjadinya perlekatan yang
belum benar. Semestinya, menyusui merasa menyenangkan bagi ibu dan bayi, bukan
menyakiti ibu.
Payudara merupakan organ penting bagi ibu
menyusui, karena sebagian besar kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama
kelahirannya dapat dipenuhi dengan ASI. Sesungguhnya, kelancaran ASI dan
kenyamanan menyusui tergantung pada perawatan payudara. Nah, beberapa cara yang
bisa dilakukan agar payudara tetap indah dan nyaman ketiaka menyusui. (Dwi Sunar Prasetyono,Pertemuan
Ibu dan Bayi,(Yogyakarta,DIVA Press,2005) Cet.1 hlm.166)
1. Ibu
mengenakan kutang (bra) yang nyaman dan mampu menyangga payudara dengan baik.
Ibu pun bisa mengganti bra dengan ukuran yang lebih besar bila usia kehamilan
bertambah. Sebab , semakin bertambahnya usia kehamilan, payudara pun semakin besar.
2. Ibu
mearwat payudara agar selalu bersih dengan mandi menggunakan sabun lunak setiap
hari.
3. Secara
perlahan, ibu mengusap kotoran yang menyumbat mulut saluran ASI. Kemudian ,ibu
mengeringkannya dengan handuk bersih.
4. Ibu
mengoleskan krim nanolin setiap hari pada putting payudara. Krem ini dapat
menjaga kelembutan kulit payudara dan mencegah lecet-lecet sewaktu menyusui
bayi.
5. Bila
putting payudara terlalu pendek,datar,atau tertarik ke dalam,hendaknyaibu
menarik putting keluar, lalu memelintirnya menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk selama beberapa menit dalam beberapa hari.
6. Setelah
usia kehamilan lebih dari 7 bulan, sebaiknya ibu memijat areola beberapa kali
setiap hari. Tindakan tersebut dapat membuka saluran ASI. Terkait hal ini, ibu
perlu memebersihkan tetesan susu,sehingga tidak mongering dan menyumbat saluran
ASI.
8.
ASI DAN BAYI PENDERITA ALERGI
Ketika
bayi di beri ASI,terkadang ia muntah – muntah,rewel pada malam hari,dan sulit
bernafas.Fenomena tersebut dianggap sebagai pengaruh dari makanan yang di
konsumsi ibu atau bayi alergi terhadap ASI.Anggapan itu membuat ibu tidak
mengkonsumsi banyak makanan yang akhirnya berpengaruh terhadap kualitas gizi
ibu.
Alergi
dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya,karena alergi bias mengganggu
semua organ atau system tubuh,termasuk gangguan fungsi otak.Gangguan fungsi
otak itulah yang akan berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku bayi.
Lantaran
banyaknya pengaruh alergi terhadap bayi,maka di perlukan upaya pencegahan
alergi sejak dini,yang bisa mengurangi risiko terjadinya alergi di masa
mendatang.sebenarnya,gejala dan risiko alergi dapat di deteksi sejak bayi
lahir,bahkan ketika masih dalam kandungan.Jika ibu yang menyusui bayi
berhati-hati dalam mengonsumsi makanan,maka gejala alergi bisa di kurangin.
A.MENDETEKSI ALERGI SEJAK DINI
Seorang
bayi di anggap alergi bila mengalami gangguan saluran pencernaan saluran
pencernaan atau gastrooesephageal,refluks,sering muntah,gumoh,kembung,cegukan,sering buang angin,rewel,gelisah,kolik pada
malam hari,buang air besar lebih dari 3 kali sehari (tinjanya berwarna hijau
kehitaman dan berbau tajam),hernia umbilikalis (pusar
menonjol),scrotalis,inguinalis (benjolan pada selangkangan,daerah buah zakar
atau pusar),pada lidahnya tampak sesuatu berwarna putih (seperti jamur),air
liur berlebihan (drooling),serta
bibirnya tampak kering dan mengelupas.
Alergi
juga di tandai dengan terjadinya gangguan kulit. Diantaranya ialah sering
timbul bintik atau bisul kemerahan,terutama di pipi,telinga,dan daerah yang
tertutup popok. Gangguan kulit bisa pula di ketahui dengan adanya kerak di
rambut,timbulnya bekas hitam di kulit seperti tergigit nyamuk,serta
mata,telinga, dan daerah sekitar rambut terasa gatal,yang disertai pembesaran
kelenjar di kepala belakang.Dan,kotoran telinga berlebihan dan sedikit berbau.
Alergi
pun ditandai dengan terjadinya gangguan saluran pernapasan,misalnya napasnya
terdengar tidak teratur,yang di sertai batuk.Ketika lahir pun,bayi disertai
membesarnya kelenjar thymus (TDRN/TTNB).Ia
juga sering bersin,pilek,kotoran hidung banyak,kepala sering miring ke salah
satu sisi,mata berair atau timbul kotoran matadi salah satu sisi/kedua sisi
mata.Bayi pun sering berkeringat secara berlebihan,serta kepala,telapak
tangan,dan telapak kaki terasa hangat atau dingin. (Cumbley Jane. Practical Parenting , Breastfeeding. (London,
Hamlyn Octopus, 2003)
Ketika
bayi alergi, ia sering menangis lantaran perutnya tidak nyaman. Tangisannya
belum tentu dikarenakan haus atau ASI-nya kurang. Saat menangis, ia menggigit
puting payudara,sehingga putting luka.Ketika minum ASI pun,bayi sering
tersendak, karena hidungnya buntu, ia bernapas dengan bantuan mulut. Karena
hidungnya buntu, ia lebih nyaman menyusui dari satu payudara. Inilah yang
membuat payudara tidak seimbang.
Beberapa perilaku yang di kaitkan
dengan terjadinya reaksi alergi pada bayi.
1. NEUROLOGIS
RINGAN
Ketika
bayi mengalami hal ini, ia mudah kaget bila mendengarnsura yang bising. Tangan
,kaki ,dan bibirnya pun sering gemetar, serta terasa kaku. Ia juga mengalami
gejala breath holding spell,karena
ketika ia menangis,napasnya berhenti beberapa detik dan bibirnya tampak bewarna
biru. Matanya terlihat juling (strabismus
fisiologis),serta kejang tanpa di sertai gangguan EEG atau serangan kejang
bukan epilepsy (EEG normal).2
2. GERAKAN
MOTORIK BERLEBIHAN
Saat
bayi berusia kurang dari 6 bulan, mata dan kepala bayi sering mengarah ke atas.
Tangan dan kakinya bergerak secara berlebihan, dan tidak bisa digendong. Kepalanya yang kaku di
gerakkan ke belakang, sehingga posisi badannya melengkung ke luar. Bila d
gendong, ia tidak senang berada dalam posisi tidur, tetapi lebih suka berdiri.
Ia sering menggelengkan kepala dan terjatuh dari tempat tidur. (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Panduan 13 Pesan Dasar Gizi
Bayi dan Balita. (Jakarta, Bharatara, 1992)
3. GANGGUAN
TIDUR
Pada
malam hari, bayi tampak gelisah, badannya bolak balik ditempat tidur, ia tidur
dalam posisi nungging atau tengkurap, serta ia berbicara, tertawa dan berteriak
dalam tidur. Sebaliknya, pada siang hari, ia terus menerus tidur. Ketika ia
berusia lebih dari 9 bulan, ia sering terbangun, duduk, dan tidur kembali pada
malam hari.
4. AGRESIF
DAN EMOSI MENINGKAT
Bayi
sering menangis, berteriak,dan gampang marah bila keinginannya tidak segera di
penuhi. Ketika ia berusia 4 bulan,ia suka memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
Saat ia berusia 6 bulan lebih, ia senang memukul wajah, menarik rambut,
menggigit, atau menjilat tangan orang lain yang menggendongnnya. Ia pun sering
menggigit putting payudara ibunya saat menyusu.
5. GANGGUAN
KONSENTRASI
Bayi
cepat bosan terhadap mainan, dan bila diajak berbicara, ia tidak memerhatikan
secara seksama. Ia tidak betah tinggal di dalam ruangan dan tempat tidur yang
sempit. Ia lebih senang berada di ruangan yang luas atau luar rumah.
6. GANGGUAN
MOTORIK ATAU KOORDINASI
Pola
perkembangan motorik bayi yang normal ialah ia tidur dengan cara membolak
balikan badan, duduk, berangkak dan berjalan. Biasanya, bayi yang mengalami
gangguan keterlambatan motorik tidur sambil membolak balikkan badan pada usia 5
bulan lebih. Ketika ia berumur 6-8 bulan, ia tidak duduk merangkak. Setelah
berusia 8 bulan, ia langsung berdiri dan berjalan. Ia mengalami gangguan
mengunyah dan menelan makanan, serta tidak mau mengonsumsi makanan berserat,
seperti sayur dan daging.
7. IMPULSIF
Bayi
sering tersenyum dan tertawa secara berlebihan. Ia lebih dominan berteriak
ketimbang mengoceh.
Penyebab
alergi makanan belum di ketahui secara pasti. Perbedaan diagnosis dokter
dianggap sebagai manifestasi normal atau gangguan fungsional. Alergi tersebut
terkait penyakit immunopatogenesis.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gangguan itu timbul bersamaan
dengan pengonsumsian jenis makanan tertentu.
B.
ALERGI SEBAGAI MANIFESTASI YANG NORMAL
Sebagian besar bayi mengalami alergi.
Alergi tersebut bisa berupa gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir atau
TRDN yang berisiko terjadinya asma pada anak prasekolah. Alergi itu juga dapat
berupa ketidakraturan napas atau gejala hipersekresi bronkus, yang menyebabkan
bayi mudah batuk dan sesak napas.
Alergi juga berimbas pada munculnya
penyakit lain, misalnya asma, rinitis, sinusitis, irritable bowel diease
(gangguan saluran pencernaan), migrain,. Sedangkan gangguan perilaku yang
mungkin terjadi antara lain keterlambatan bicara, sulit tidur, gangguan
konsentrasi, emosi meningkat, gangguan belajar, gangguan motorik kasar
(miasalnya mudah jatuh dan tersandung), gangguan prosos mengunyah. Bayi yang
mempunyai bakat ginetik ADHD dan autis yang di sertai alergi dapat di
minimalkan gangguannya sejak dini. Alergi bukanlah penyebab autis, tetapi
alergi semakin berat bila ada bakat ginetik autis.
C.
PENYEBAB ALERGI MAKANAN PADA BAYI
Alergimakanan lebih sering menimpa
bayi ketimbang orang dewasa lantaran system pencernaannya belum sempurna.
Secara mekanik, integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung
masuknya allergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi, asam lambung dan enzim
pencernaan menyebabkan denaturasi allergen. Sedangkan secara imunologik, sIgA
pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia bisa menangkal alergen
yang masuk ke dalam tubuh.
Pada usus imatur, system pertahanan
tubuh bayi masih lemah, sehingga membuat alergen, virus, dan bakteri mudah
masuk ke dalam tubuh. Seiring pertambahan usia, ketidakmatangan saluran
pencernaan semakin membaik. Biasanya, setelah 2 tahun, saluran pencernaan
berangsur membaik.
Gejala dan tanda alergi pada bayi di
timbulkan oleh adanya alergen dari beberapa makanan tertentu yang dikomsumsi
bayi. Penyebab alergi dalam makanan antara lain protein, glikoprotein, atau
polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, yang tahan panas dan
tahan enzim proteolitik. Sebagian besar alergen dalam makanan adalah
glikoprotein yang berat molekulnya sekitar 14.000-40.000 dalton. Molekul –
molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan, baik secara langsung
atau melalui mekanisme hapten-carrier.
D.
ASI dan ALERGI
ASI merupakan makanan terbaik untuk
bayi, yang dapat mengurangi risiko alergi pada bayi. Bayi yang mengalami alergi
bukan dikarenakan ASI, melainkan diet yang di lakukan ibu. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa penghindaran makanan penyebab alergi pada ibu
ternyata mengurangi gejala kolik dan gangguan alergi lain pada bayi. EPSGHAN
dan AAAI mengimbau agar tidakmengonsumsi kacang – kacangan dan ikan laut saat
menyusui bayi.
Judarwanto W.meneliti 345 bayi yang
minum ASI, yang mengalami gangguan alergi. Ternyata diketahui bahwa makanan
yang menyebabkan alergi antara lain ikan laut, cumi-cumi, udang, kerang,
kacang, dan keju. Sedangkan coklat, telur, kacang hijau, melon,dan semangka
tidak sepenuhnya dianggap sebagai penyebab alergi.
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, makanan di kelompokkan menjadi tiga, yakni makanan berisiko tinggi,
berisiko sedang, dan relatif aman. Makanan berisiko tinggi hendaknya dihindari
setelah bayi berusia 3-6 bulan. Makanan berisiko sedang boleh di konsumsi,
tetapi tidak setiap hari. Sedangkan makanan yang relatif aman bisa di konsumsi
setiap hari. (Hulme,
Hunter, Hannah, dan Rosemary Dodds. NCT
Book of Safe Foods. (Tanpa kota, NCT Publishing, 1997)
E.
PENANGANAN ALERGI PADA BAYI
Supaya bayi tidak mengalam
i
alergi, hendaknya ibu menghindari penyebab alergi. Pemberian obat-obatan
pencegahan alergi merupakan bentuk kegagalan dalam upaya mengidenfikasi dan
menghindari penyebab alergi. Sebenarnya, obat-obatan simtomatis, anti histamine
(AHi dan AH2), ketotifen, kortikosteroid (topical dan oral), serta
inhibitur sintesase prostaglandin hanya bisa mengurangi gejala alergi untuk
sementara waktu.
F.
PENCEGAHAN ALERGI SEJAK DINI
Pencegahan alergi pada makanan di
bagi tiga
1.
Pencegahan primer
Bertujuan
untuk menghambat sesitisasi imunologi oleh makanan, terutama mencegah
terbentuknya immunoglobulin E (IgE). Pencegahan ini di lakukan sebelum terjadi
sensitisasi, atau penyebab alergi di ketahui secara jelas. Tindakan tersebut di
lakukan sejak kehamilan.
2.
Pencegahan sekunder
Bertujuan
menekan timbulnya penyakit setelah sensitisasi. Pencegahan itu dilakukan setelah
terjadi sensitisasi, tetapi manifestasi alergi belum muncul. Keadaan
sensitisasi diketahui dengan cara pemeriksaan IgE spesifik dalam serum darah,
tali pusar, atau uji kulit. Tindakan ini lebih optimal di lakukan saat bayi
berusia di bawah 3 tahun.
3.
Pencegahan tersier
Bertujuan
mencegah dampak lanjutan setelah timbulnya alergi. Pencegahan tersebut
dilakukan pada bayi yang sudah mengalami sensitisasi dan menunjukkan
manifestasi penyakit yang masih dini, tetapi belum menampakkan gejala penyakit
alergi yang lebih berat. Tindakan tersebut lebih optimal ketika bayi berumur 6
bulan hingga 4 tahun.
Pemberian
ASI atau susu protein hidrolisis pada bulan pertama setelah kelahiran bayi
dapat mengurangi terjadinya alergi.
BAB
III . PENUTUP
1.
KESIMPULAN
ASI
eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI hanya diberi ASI saja,tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula,jeruk,madu,air teh,air putih,dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang,papaya,bubur susu,biscuit,bubur nasi,dan
tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan,tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Manfaat Pemberian
ASI Eksklusif Bagi Bayi
1.
ASI Sebagai Nutrisi
2. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
3.
ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan
4. ASI
Eksklusif Meningkatkan Jalinan Kasih
Sayang
2.
SARAN
Tugas
keluar kota atau bahkan keluar negeri terkadang menjadi suatu hal yang tidak
bisa di tolak bagi seorang ibu bekarja, terutama tugas keluar negeri. Hal ini
menjadi sebuah momen yang sangat berharga karena sekali mendayung , dua pulau
terlewati. Begitulah kata pepatah karena sekalian menjalankan tugas, juga kita
bisa mendapat pengalaman mengunjungi negeri orang dengan gratis, tentu itu
menjadi suatu hal yang begitu menyenangkan bukan?
Namun
hal yang menjadi sebuah dilema pada seorang ibu yang masih menyusui anaknya. Bahkan tak jarang banyak
sekali ibu yang bekerja yang menolak tugas itu. ia pun meminta rekan kerjanya
untuk menggantikannya, demi kelangsungan program ASI eksklusif yang sedang ia
jalani.
Sebenarnya
tidaklah harus sedemikian rupa, sudah banyak yang membuktikan bahwa mereka
berhasil menjalankan program ASI ekslusif, meskipun meraka harus bertugas ke
luar negeri sekalipun. Karena tugas keluar negeri bukanlah sebuah alasan yang
tepat untuk tidak menyusui ataupun berhenti menyusui. Tentu saja akan banyak
usaha yang akan dilakukan. Tetapi, insyaallah semua itu akan mendapatkan hasil
yang setimpal. Pengorbanan itu tidak akan pernah sia-sia, karena Allah sendiri
sudah menyatakan dalam firmannya sebesar zharrah pun kebaikan, Allah akan
membalasnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arini
H, 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?.Yogyakarta:Flashbooks.
Azisya Syasya, 2010. Sukses Menyusui Meski Bekarja.Jakarta:
GEMA INSANI.
Prasetyono
Dwi Sunar,2005.Pertemuan Ibu dan Bayi,
Yogyakarta: DIVA PRESS.
Wenny
Artanty Nisman, dkk, 2011. Panduan Pintar
Ibu Menyusui. Yogyakarta: PENERBIT ANDI.
Kementerian
Kesehatan RI, 2010. Layanan Kesehatan
Neonatal Esensial. Jakarta, Bakti Husada.
Darwin Karyadi, 1994. Pemberian ASI eksklusif dan Kecerdasan Anak. Jakarta: Depkes RI.
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,1992. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Bayi dan Balita.
Jakarta: Bharatara.
Ismawi
Bambang, 2000, Mengenal Asi Ekslusif.
Jakarta: Sari Peadiarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar